Profile Yayasan Al Maa’uuna Pangandaran

Profile Yayasan Al Maa’uuna
========================

Yayasan Al Maa’uuna adalah sebuah yayasan yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan. Lebih khusus melakukan kegiatan pembinaan dan penyantunan kepada anak yatim, piatu, yatim piatu dan kaum dhuafa (jompo).

Sebelum berdiri sebagai sebuah lembaga yang berbadan hukum. Awalnya “Al Maa’uuna” adalah sebuah kelompok warga Pangandaran yang memiliki rasa kepedulian yang sama terhadap masalah sosial, terutama penanganan anak yatim dan kaum dhuafa. Mereka para pendiri berjumlah 12 orang.

Perjalanan panjang Al Maa'uuna periode rintisan mulai dari tahun 1996. Mengawali mulai dari 1 , 2 , 3 orang kemudian bertambah dan terus bertambah. Al Maa’uuna secara rutin memberikan, berbagai keperluan sekolah yang di butuhkan dari mulai buku2, alat tulis, pakaian seragam, sepatu, tas/kantong hingga bantuan konsumtif lainya walaupun masih jauh dari cukup, tapi Al Maa'uuna terus bermunajat dan berusaha untuk dapat membantu memenuhi kebutuhan hidup mereka secara layak dan wajar.

Rasa kepedulian ini terdorong dari perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam QS Al Maa’uuna. Kandungan ayat tersebut memerintahkan umat Islam untuk selalu memuliakan anak yatim. Serta dianggap mendustakan agama bagi orang yang tidak peduli terhadap nasib anak yatim.

Tujuan mulia ini kemudian direalisasikan dengan mulai melaksanakan Bhakti Sosial peduli kaum dhuafa di desa Pangandaran sekitar sebelum tahun 2000-an. Para pendiri bekerja sama Mahasiswa KKN Universitas Islam 45 (UNISMA) Bekasi.

Semenjak itulah kinerja dan bukti rasa kepeduliaan “Al-Maa’uuna” mulai direspon positif oleh warga. Salah satunya muncul dari Ibu Atisah mantan kepala Desa Pangandaran. Beliau menjadi donatur kegiatan “Al-Maa’uuna” diawal-awal perintisannya yaitu dengan memberikan mesin jahit. Kemudian oleh Bapak Ateng selaku Kepala Desa Pangandaran menindaklanjutinya dengan menggunakan mesin jahit untuk pelatihan keterampilan menjahit anak putus sekolah dan yang tidak melanjutkan ke jenjang selanjutnya, di sekitar Desa Pangandaran. Sebagai guru pengajarnya adalah Bapak Mamat (Alm).

Para pendiri pun mulai mencari donasi ke luar Pangandaran, bahkan semppat keliling kota Jakarta hingga sampai di Indramayu. Saat di Indramayu bertemu dengan H. Dudung selaku camat disana. Beliau menyarankan agar mendaftarkan sebagai Yayasan, karena jika mencari donasi tanpa legalitas yang jelas akan dianggap sebagai illegal.

Dengan berbekal dana dari salah seorang pendiri yang menjual rumahnya di Bekasi, pada  tahun 2001 Al-Maa’uuna resmi mendaftarkan diri kepada notaris. Dan mendapat akta notaris pada bulan Mei 2001 . Sejak saat itulah Al-Maa’uuna berbadan hukum dengan nama Yayasan Al-Maa’uuna Pangandaran.  Sebagai ketua Yayasan pertama adalah Bapak Agus Triadi (Guru SMA 1 Pangandaran). Beliau memimpin selama 1,5 tahun kemudian dilanjutkan oleh Bapak Endang Kelana Jaya hingga tahun 2008.


Dengan logo yang mengandung arti filosofi begitu dalam. Logo Yayasan Al Maa’uuna terdiri dari bulan berwarna hijau, bintang berwarna emas dan gelombang lautan, tertulis jelas dengan kalimat Bahasa Arab Al Maa’uuna diabagian atas, serta PANGANDARAN HUMAN FOUNDATION ditulis sacara melengkung mengikuti logo bulan sabit.

Bulan sabit, menandakan Spirit Islam, dengan motto Al Maa’uuna ialah: FASTABIQUL KHOIROT (Berlomba-lomba dalam kebaikan), sedangkan gelombang laut menandakan lokasi di Pangandaran.

Logo Yayasan Al Maa’uuna juga bisa diartikan, seperti ini; anak yatim sebagai gelombang maksudnya “anak yatim itu bagaikan gelombang”. Hidupnya terombang ambing. Dan datanglah bahtera orang tua asuh yang datang menolong dan memberikan kasih sayang kepada mereka.

Kegiatan rutin Yayasan Al Maa’uuna adalah  mengadakan santunan dan pembinaan sebulan sekali. Di sekretariat yang berada di Rumah H. Mardiono Jalan Kidang Pananjung.

Pengorbanan pemikiran, tenaga dan harta para pendiri sangat banyak. Waktu itu donatur masih sedikit, sementara anak asuh jumlahnya mencapai hampir seratusan. Sehingga setiap pengurus yayasan dituntut untuk bisa menyantuni semua anak asuh. Alhamdulillah,  berkat pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta’ala kegiatan demi kegiatan berlangsung lancar.

Awal mula Yayasan Al Maa’uuna dikenal secara luas adalah dengan adanya KERETA MINI AL MAA’UUNA. Pada waktu itu kereta ini hilir mudik membawa anak yatim, dan penumpang lainnya keliling Pangandaran. Tidak hanya jalan raya yang dilewati, tapi juga jalan-jalan kampung. Saat sirine kereta berbunyi saat itulah warga langsung tahu bahwa kereta tersebut Kereta Mini Yayasan Al Maa’uuna. Kereta Mini ini sering dipakai  untuk rekreasi bagi anak yatim dan orang tua jompo, salah satunya botram ke muara di Pangandaran. Acara semacam itu sangat berkesan dan menghibur bagi mereka, yang disela-sela kegiatan rekreasi itu diisi pengajian oleh Ustadz.

Sebagai sebuah yayasan sosial kemanusiaan. Memiliki Panti adalah sebuah mimpi  yang harus diwujudkan oleh pengurus Yayasan. Maka pada tahun 2004 dilakukan BURSA WAKAF untuk bisa mengumpulkan dana pembangunan panti. Acara tersebut dikemas edukatif dan interaktif dalam sebuah acara DIALOG INTERAKTIF & BURSAWAKAF yang dilaksanakan di Hotel Sandaan Pangandaran. Waktu itu hadir sejumlah ulama dan tokoh, serta diikuti oleh ratusan peserta. Juga dihadiri oleh Bapak H. Adang Hadari, pemilik hotel Sandaan (Kini Wakil Bupati Pangandaran).

“INGIN HATI MEMELUK GUNUNG, APA DAYA TANGAN TAK SAMPAI”
Dana yang terkumpul dalam Bursa Wakaf tersebut belum mencukupi untuk pembebasan lahan apalagi pembangunan panti. Namun dana tersebut dibelikan sebidang tanah wakaf, berlokasi di Dusun Bojongkarekes Desa Babakan.

Di tahun 2005, remaja yang tergabung dalam Ikatan Remaja Masjid Pangandaran membentuk pula IRYASNA atau Ikatan Remaja Yayasan Al Maa’uuna. Para remaja masjid tersebut berhasil menyelenggarakan gebyar Tabligh Akbar dan Santunan kepada anak yatim. Acara tersebut bekerjasama dengan PT Radio Rizki Illahi Sejahtera (RIS FM).

Tidak hanya itu, antusiasme para remaja IRYASNA untuk ikut serta dalam mensyiarkan Islam kembali digelar, yaitu dengan menyelenggarakan Festival Kreativitas Membutsir Pasir,  pada 17 Juli 2006, berbarengan dengan acara Festival Layang-layang. Bapak Dadang MBA, bertindak sebagai ketua panitia, dibantu oleh remaja IRYASNA, pengurus yayasan, dan lainnya.  Acara Festival Membutsir ini menyedot perhatian peserta, karena acara ini tergolong unik dan yang pertama di Pangandaran. Maka tak heran, jika banyak sekali peserta yang mengikuti kegiatan ini, yaitu hampir dari semua Sekolah Dasar yang ada di Pangandaran.

Sejatinya acara Festival Kreativitas Seni Membutsir ini akan dilaksankan dari pagi hingga sore hari, kemudian tabligh akbar pada malam harinya. Dan pada sore hari sekitar pukul 15.19 WIB terjadi Tsunami yang meluluh lantakan pantai pangandaran. Namun pertolongan Allah, panitia menyelesaikan kegiatan itu sampai final sekitar pukul 14.00 atau 2 jam sebelum musibah Tsunami terjadi. Alhamdulillah semua peserta serta panitia selamat dari musibah tersebut. Meski tenda, panggung dan alat perlengkapan lomba hancur lebur hilang entah kemana. Itu kekuasaan Allah Ta’ala.

Upaya untuk mempunyai panti terus diperjuangkan oleh para pengurus Yayasan. Salah satunya kepada Bupati Ciamis H. Engkon Komara. Ust. Endang Kelana Jaya, Bapak Dadang Gunawan serta pengurus lainnya mencoba mendatangi kediaman Bupati di Ciamis. Para pengurus Yayasan Al Maa’uuna saat menemui bupati Ciamis dibantu oleh Bapak H. Jeje Wiradinata anggota dewan (kini Bupati Pangandaran), melalui jasa beliau pula kini Yayasan Al Maa’uuna mendapat tanah Hak Guna Pakai (HGP) di dekat Islamic Center.

Pada tahun 2008, terjadi pergantian kepemimpinan yang semula diketuai oleh Bapak Ust. Endang Kelana Jaya dilanjutkan oleh Ibu Haryati Pudjiastuti. Pada kepemimpinan Ibu Haryati, Yayasan Al Maa’uuna membangun sekretariat Yayasan di tanah HGP, pembangunan tersebut dilakukan pada tahun 2012.

Ibu Haryati memimpin Yayasan Al Maa’uuna selama 2 periode atau 10 tahun, dan selama kepemimpinannya tetap menjalankan visi misi Yayasan yaitu menyantuni anak yatim, kaum dhuafa (jompo). Bahkan melakukan pembinaan keagaamaan anak yatim oleh para Asatidz dan Asatidzah. Anak yatim yang semula hanya melakukan pertemuan sebulan sekali, mulai ada yang menetap di sekretariat. Disana mereka dididik oleh Ust. Ahmad, dengan pengajaran Al Qur’an juga ilmu-ilmu agama.


Para donatur dari berbagai lembaga dan oraganisasi semakin banyak, yang memberikan sumbangsihnya kepada Yayasan Al Maa’uuna.

Pertengah tahun 2018, Yayasan Al Maa’uuna kembali mengalami pergantian kepemimpinan. Bapak Ust. Endang Kelana Jaya terpilih kembali sebagai ketua. Selain melanjutkan penyantunan dan pembinaan kepada anak yatim dan jompo. Beliau juga menyelenggarakan khitanan massal untuk anak yatim asuhan Yayasan Al Maa’uuna dan anak-anak lainnya. Penyelenggaraan Khitanan massal diselenggarakan pada bulan Muharram 1440 H yang bertepatan dengan 9 September 2018. Bertindak sebagai petugas medis adalah dr. Bobby Baratakusumah dan Mantri Gingin.

*************
Anak-anak asuh Yayasan Al Maa’uuna banyak mendapat bantuan dan donatur, jika dulu diawal-awal dana dari pengorbanan pengurus, kini datang dari berbagai kalangan. Tidak hanya dari Pangandaran bahkan dari luar kota.

Beberapa waktu lalu,  Yayasan Al Maa’uun mendapat undangan untuk menghadiri peresmian kapal pesiar Krisna Beach Hotel. Anak-anak diantar menuju hotel dengan menaiki becak. Becak yang berjumlah ratusan itu sengaja dipesan oleh pihak manajemn hotel untuk mengantar anak-anak yatim dari Yayasan Al Maa’uuna.

Yayasan Al Maa’uuna semakin dikenal di Pangandaran. Dan mungkin satu-satunya yayasan sosial yatim yang masih eksis untuk saat ini di Kabupaten Pangandaran. Selain itu juga banyak memenuhi undangan dari berbagai pihak, seperti club motor, club mobil, pmi, mahasiswa, komunitas, BUMN, sekolah bahkan warga yang hendak mempunyai syukuran.

Kini diusianya yang matang, cita-cita untuk membangun panti. Aga pelayanan dan pembinaan lebih teritegrasi, dengan BISMILLAH kami akan mulai membangun Panti Sosial Yatim Al Maa’uuna dengan peletakan Batu Pertama dilakukan oleh Bupati Pangandaran Bapak H. Jeje Wiradinata....

Posting Komentar

0 Komentar